BAHASA INDONESIA===>> MAJAS
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan
kekayaan bahasa, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis
Jenis-jenis
Majas
A. Majas perbandingan
1. Alegori:
Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Majas perbandingan
yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti
sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak
kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti
ketika bertemu dengan laut. Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi.
Puisi
“Diponegoro” karya Sanusi Pane.
Contoh:
Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
3. Asosiasi atau Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan
dan penghubung, seperti layaknya,bagaikan,
" umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya
Bagaikan
Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
Semangatnya
keras bagaikan baja.
Wajahnya bagai bulan
purnama
4. Metafora: Majas Metafora
adalah Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian
baru. Metafora adalah
majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
Contoh
: Raja siang, kambing hitam.
Waspadalah terhadap lintah darat
Dia
dianggap anak emas majikannya.
Perpustakaan adalah gudang ilmu.
5. Antropomorfisme:
Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia
untuk hal yang bukan manusia.
6. Sinestesia:
Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat
ungkapan rasa indra lainnya.
Contoh: Betapa sedap memandang gadis
cantik yang selesai berdandan.
Suaranya terang
sekali.
Rupanya manis.
Namanya harum.
7. Antonomasia:
Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis. Majas yang
menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat
menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si jangkung, Si kribo
9. Metonimia:
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri
khas, atau atribut. Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : rinso,
sanyo.
Kami ke rumah nenek naik kijang.
11. Personifikasi: Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat
manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Pengungkapan dengan menggunakan
perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh : Awan menari – nari di angkasa
Baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah
batuk – batuk.
Badai mengamuk dan merobohkan rumah
penduduk.
Daun
kelapa melambai-lambai di tepi pantai.
13. Pars pro toto:
Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek atau majas
yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya.
Contoh
: Setiap kepala dikenakan biaya.
Dia membeli dua ekor ayam
Contoh
: Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup
Desa itu diserang muntaber.
15. Eufimisme:
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata
lain yang lebih pantas atau dianggap halus. Majas yang menggunakan kata – kata /
ungkapan halus / sopan.
Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan.
Tuna grahita, tuna
wicara.
B. Majas sindiran
1. Ironi:
Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan
dari fakta tersebut. Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali
tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
Contoh
: bangsat
Tidurnya
saja sehari-hari seperti babi.
Kamu
ini benar-benar goblok, bebal, otaku udang.
3.
Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh
pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh
: Perilakumu membuatku kesal.
Perkataanmu
tadi sangat menyebalkan, kata-kata
itu tidak pantas disampaikan orang terpelajar seperti kamu!
Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu itu!
4. Satire:
Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau
menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
C. Majas penegasan
2. Pleonasme:
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan
maksud untuk menegaskan arti suatu kata.
Contoh
: Mereka turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barangnya
yang jatuh.
Dukun itu menengadah ke atas sambil
menengadahkan tangannya.
Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
3. Repetisi: Perulangan kata, frasa,
dan klausa yang sama dalam suatu kalimat atau majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam kalimat
yang berbeda.
Contoh
: Terlalu banyak penderitaan menimpa dirinya. Terlalu
banyak masalah yang dihadapinya. Terlalu banyak.
5. Aliterasi:
Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan atau majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama.
Contoh
: Dara damba daku, datang dari danau.
Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.
9. Antanaklasis:
Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan atau majas yang mengandung ulangan kata yang
sama, dengan makna yang berbeda.
Contoh : Karena buah penanya yang
controversial, dia menjadi buah bibir masyarakat.
Kita harus saling menggantungkan diri satu sama
lain. Jika tidak, kita telah menggantung diri.
10. Klimaks:
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang
penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting. Majas yang
menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh
: Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek.
11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal
secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang
sederhana/kurang penting. Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama
makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa.
12. Inversi: Menyebutkan terlebih
dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya atau majas yang
dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh
: Paman saya wartawan = Wartawan, paman saya.
Dia
datang = Datang dia
13. Retoris:
Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan
tersebut atau majas yang berupa
kalimat Tanya yang jawabannya itu sudah diketahui oleh penanya. Tujuannya untuk
memberikan penegasan pada masalah yang diuraikannya, untuk meyakinkan, ataupun
sebagai sindiran.
Contoh
: Siapa yang tidah ingin hidup bahagia? Apa ini hasil dari
pekerjaanmu selama bertahun-tahun?
D. Majas pertentangan
1. Hiperbola:
Suatu gaya bahasa yang
bersifat melebih – lebihkan. Pengungkapan yang melebih-lebihkan
kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh : Ibu terkejut setengah mati,
ketika mendengar anaknya kecelakaan.
Tubuhnya kurus kering setelah
ditinggalkan oleh ayahnya.
2. Litotes adalah salah satu jenis gaya bahasa yang
berisi pernyataan– pernyataan yang sengaja
menyederhanakan, mengecilkan,atau mengurangi kenyataan yang sesungguhnya.Contoh : Terimalah pemberian kami yang tidak berharga ini.
Kalau bapak berkenan, mampirlah ke gubuk kami
Litotes:
Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Majas yang
digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati.
3.
Paradoks adalah sejenis majas berupa kalimat pernyataan yangmengandung dua hal yang bertentangan satu sama lain.
Contoh : Dia mengalami kesepian ditengah keramaian kota Jakarta
Wanita itu membenci pria yang sangat di cintainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar